Ini adalah cerita pertama yang ditulis setelah bertemu dengan semester 7. Semester yang hampir semua orang menanyakan bagaimana kuliahnya ? sudah mulai siap proposalnya ? atau bahkan siap untuk seminar proposal dan langsung dengan fokus menyelesaikan skripsi ? Ini adalah hal yang sudah akrab menyapa ketika bertemu dengan setiap orang yang tau kalo saya sudah berada pada akhir masa kuliah.
Situasi seperti ini, hal yang dulu ketika menjadi anak bawang alias adik tingkat yang ribet cuma liatin kakak tingkatnya sibuk kesana-kemari, dengan wajah yang setengah layu karena kurang tidur. Dan sekarang ternyata situasi ini saatnya saya lewati..
Banyak hal yang sekarang saya temui, mulai dari sedikit tertekan (kalau menjadikan itu sebagai suatu tekanan), atau bahkan menguras dan menyita seluruh pikiran (so. soan fokus padahal galau :D )..
Ketika saat itulah saya semakin menyadari, yah saya sudah berada pada akhir masa kuliah saya..
Apa yang harus saya lakukan saat ini ? jawaban paling ampuh hanyalah "fokus dan tenang" ..
Mulai sedikit berteman dengan yang menjadi kewajibanmu "seru hati saya saat ini"
*bismillah semoga kelancaran dan kemudahan selalu menyertai sampai semuanya selesai dengan maksimal. aamiin
Catatan Nazla
Segala Ungkapan Rasa yang Hanya Bisa Tertuang dalam bait- bait Untaian Syair Kata- kata ,,, Ungkapan Terdalam Sisi Jiwa yang Rapat Tanpa Celah
Sabtu, 18 Oktober 2014
cerita belum jadi dan tidak akan pernah jadi :D
Haii,, seperti biasa aku menyapamu. Ritual di
pagi hari untuk menyambut segala impian. Impian- impian yang terlihat masih
samar namun selalu menjadi sebuah tujuan.
Hari ini aku kembali akan menjelajah, tepatnya
menjelajah langkah-langkah yang sudah disusun namun belum bisa untuk menjadi
sebuah peta perjalanan. Masih banyak tanda yang dibutuhkan untuk menjadikan
sebuah peta yang lengkap dengan segala rambu- rambu.
Berangkat dan memulai hari bertemu dengan
wajah- wajah ceria yang sering aku panggil mereka adalah titik semangat. Namun
hanya tampak sebagai titik- titik kecil tanpa sedikitpun garis. Lemah hanya
tanda itu yang aku temukan dalam titik- titik semangat.
Rasanya
hari ini aku ingin menjadi seorang pemberontak, tanpa harus berdiam dalam
kurungan diri yang tanpa sedikit celah pintu. Tentunya sangat tidak ada jalan
keluar dari kurungan terkokoh ini. Lagi- lagi mulutku selalu terkunci rapat,
cukup semua suara itu hanya terdiam dalam dada.
Sekeras apa aku mampu berteriak ? tampaknya semuanya tidak akan mampu untuk mendengar hanya dengan suara berbisik.. Seakan terhimpit ribuan ton batu.. Mana mungkin untuk bebas bergerak ? sangatlah tidak mungkin..
Sekeras apa aku mampu berteriak ? tampaknya semuanya tidak akan mampu untuk mendengar hanya dengan suara berbisik.. Seakan terhimpit ribuan ton batu.. Mana mungkin untuk bebas bergerak ? sangatlah tidak mungkin..
Cerita
yang paling pertama ingin ditulis dalam bait kata- kata terindah hanya satu
cerita dengan beribu makna yang tersimpan, cerita saat semua menghilang tanpa
jejak, cerita saat nafas- nafas tersentak waktu.
Rasanya
seperti ini memang benar- benar rasa terpahit dalam sebuah kenyataan.. Harus
berusaha jalan dengan lurus tapi kenapa persimpangannya begitu banyak aku temui
? jalan- jalan ini bukan jalan yang ingin aku lalui tentunya. Bahkan dalam alam
mimpi pun ini bukan jalan- jalan harapan yang menjadi sebuah tujuan terindah.
Mengulang
waktu ? apa mungkin ? jelas itu sangatlah tidak mungkin, mengulang waktu mungkin
hanya akan menambah segala sakit itu makin dalam, atau mungkin sangat mudah
untuk membuat luka itu membuat bekas yang baru. Ini hidupku yah aku tahu inilah
hidupku, tampak suram di awal kehidupan.. Tapi entahlah aku tahu ini adalah
awal dari sebuah cahaya terang itu..
Ini memang terlalu gelap, bagaimana tidak semua cahaya yang setia menyinariku sengaja diredupkanya, bahkan dengan sekaligus di tutupnya dengan kekuasaan yang menurutnya akan membawanya menjadi penguasa hati manusia- manusia kosong. Terlihat serakah memang, bagaimana tidak semua ingin dikuasainya, seakan berperan sebagai seorang raja yang segala apa yang di ucapkannya adalah sesuatu keharusan yang tanpa alasan untuk menghindari untuk tidak dilakukan. Sedikit terpandang sebagai sebuah paksaan, tapi yah seperti itulah kenyataannya.
Orang itu yah aku panggil dia ‘orang itu’, orang dalam bentuk wujudnya tapi bukan nuraninya. Satu- satunya makhluk yang aku rasa sangat kejam.. tapi berhati, naah hatinya pun bukan hati yang biasa aku kenal. Entah terbuat dari jenis apa hatinya ? pasir kah ? atau bahkan batu ? entahlah hal sangat tidak ingin aku pikirkan.
Ini memang terlalu gelap, bagaimana tidak semua cahaya yang setia menyinariku sengaja diredupkanya, bahkan dengan sekaligus di tutupnya dengan kekuasaan yang menurutnya akan membawanya menjadi penguasa hati manusia- manusia kosong. Terlihat serakah memang, bagaimana tidak semua ingin dikuasainya, seakan berperan sebagai seorang raja yang segala apa yang di ucapkannya adalah sesuatu keharusan yang tanpa alasan untuk menghindari untuk tidak dilakukan. Sedikit terpandang sebagai sebuah paksaan, tapi yah seperti itulah kenyataannya.
Orang itu yah aku panggil dia ‘orang itu’, orang dalam bentuk wujudnya tapi bukan nuraninya. Satu- satunya makhluk yang aku rasa sangat kejam.. tapi berhati, naah hatinya pun bukan hati yang biasa aku kenal. Entah terbuat dari jenis apa hatinya ? pasir kah ? atau bahkan batu ? entahlah hal sangat tidak ingin aku pikirkan.
Cerita
ini ibarat bak sebuah kisah usang yang bercerita tentang lirih pilu kesakitan
jiwa tanpa henti dan tanpa akhir..
Sabtu, 13 September 2014
Kembali Ku Titipkan
Jiwaku kini kembali aku titipkan,
Dan berlindung pada sebuah hati.
Hati yang belum pernah aku raba,
Hati yang belum pernah aku simpan dalam sebuah pengharapan.
Kekuatan sebuah hati, jiwaku berlindung di atasnya,
Kekokohan akan sebuah ucap layak janji,
Janji yang tidak pernah aku pinta.
Namun, janji yang aku tunggu sebagai sebuah jalan untuk menemuinya kelak.
Di sini jiwaku, ku biarkan terbang bersama hatinya,
Hati yang mungkin kelak akan melindungi jiwa kerapuhanku.
Kini kembali ku titipkan, sebuah hati yang pernah tersimpan, beku dan terkurung.
Kini Kembali ku titipkan, sebuah hati yang pernah menolak akan keberadaanmu,
namun sekarang aku biarkan kembali untuk kau jaga.
Sebuah hati yang pernah dengan tegas melepasmu pergi.
Dan kini kembali ku titipkan, untuk selalu kau berikan beribu kasih.
Untuk selalu kau jadikan tempat ternyaman tujuan terakhirmu.
Dan berlindung pada sebuah hati.
Hati yang belum pernah aku raba,
Hati yang belum pernah aku simpan dalam sebuah pengharapan.
Kekuatan sebuah hati, jiwaku berlindung di atasnya,
Kekokohan akan sebuah ucap layak janji,
Janji yang tidak pernah aku pinta.
Namun, janji yang aku tunggu sebagai sebuah jalan untuk menemuinya kelak.
Di sini jiwaku, ku biarkan terbang bersama hatinya,
Hati yang mungkin kelak akan melindungi jiwa kerapuhanku.
Kini kembali ku titipkan, sebuah hati yang pernah tersimpan, beku dan terkurung.
Kini Kembali ku titipkan, sebuah hati yang pernah menolak akan keberadaanmu,
namun sekarang aku biarkan kembali untuk kau jaga.
Sebuah hati yang pernah dengan tegas melepasmu pergi.
Dan kini kembali ku titipkan, untuk selalu kau berikan beribu kasih.
Untuk selalu kau jadikan tempat ternyaman tujuan terakhirmu.
Kamis, 26 Juni 2014
Cerita #1
Rasanya ingin bisa bercerita kepada semua orang, tentang pengalaman yang mungkin hanya tidak saya yang mengalami hal tersebut.
kita adalah manusia yang Allah ciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, namun makhluk yang satu ini mempunyai hak atau pun kebutuhan untuk bisa bersama dengan orang lain.
ketika kita memutuskan untuk memilih orang untuk menemani sisa hidup kita, mungkin banyak cara yang Allah tunjukan sebelum kita harus memilihnya.
Sama halnya dengan saya, Allah beberapa kali mempertemukan dengan orang yang entah itu pilihan Allah atau hanya pilihan syetan.
Banyak cara yang mungkin ini adalah naluri paling dasar yang dimiliki oleh semua orang.
Tanpa harus di ajari, tanpa harus dikasih tahu ataupun tanpa harus diperingati, kalau untuk yang satu ini makhluk ini sangat pandai.
Dipertemukan dengan orang yang menurut kita adalah pilihan terbaik kita, lalu bagaimana menurut Allah ?
Mata saya mulai terbuka dengan lebar, ketika semakin hari Allah semakin menjauhkan jarak saya dengan orang yang saya anggap adalah pilihan terbaik saya.
Namun, entah dengan cara apa Allah lagi- lagi mempertemukan saya dengan orang tersebut.
terlepas itu dari kebetukan ataupun sengaja, Allah kembali mempertemukan kita.
Dan saat itu kembali saya luruskan persepsi saya tentang sebuah pertemuan,
segala yang saya hindari ternyata tidak membatasi sebuah pertemuan.
Namun, pertanyaan baru saya saat itu adalah apakah ini pertemuan yang Allah kehendaki atau tidak ?
Sampai nanti akhirnya mungkin akan ada jawaban kenapa Allah harus selalu mempertemukan kita ?
kita adalah manusia yang Allah ciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, namun makhluk yang satu ini mempunyai hak atau pun kebutuhan untuk bisa bersama dengan orang lain.
ketika kita memutuskan untuk memilih orang untuk menemani sisa hidup kita, mungkin banyak cara yang Allah tunjukan sebelum kita harus memilihnya.
Sama halnya dengan saya, Allah beberapa kali mempertemukan dengan orang yang entah itu pilihan Allah atau hanya pilihan syetan.
Banyak cara yang mungkin ini adalah naluri paling dasar yang dimiliki oleh semua orang.
Tanpa harus di ajari, tanpa harus dikasih tahu ataupun tanpa harus diperingati, kalau untuk yang satu ini makhluk ini sangat pandai.
Dipertemukan dengan orang yang menurut kita adalah pilihan terbaik kita, lalu bagaimana menurut Allah ?
Mata saya mulai terbuka dengan lebar, ketika semakin hari Allah semakin menjauhkan jarak saya dengan orang yang saya anggap adalah pilihan terbaik saya.
Namun, entah dengan cara apa Allah lagi- lagi mempertemukan saya dengan orang tersebut.
terlepas itu dari kebetukan ataupun sengaja, Allah kembali mempertemukan kita.
Dan saat itu kembali saya luruskan persepsi saya tentang sebuah pertemuan,
segala yang saya hindari ternyata tidak membatasi sebuah pertemuan.
Namun, pertanyaan baru saya saat itu adalah apakah ini pertemuan yang Allah kehendaki atau tidak ?
Sampai nanti akhirnya mungkin akan ada jawaban kenapa Allah harus selalu mempertemukan kita ?
Rabu, 25 Juni 2014
Tulisan Pendek
Aku sebut ini sebuah seleksi
alam, alam menyeleksi dengan cermat.
Entah itu benar atau salah ? tapi
keadaannya seperti ini sekarang..
Alam menyeleksi satu persatu ,, alam
menghadirkan sebuah kesempatan dimana ada yang datang menghampiri dan ada yang
pergi menjauhi.
Semua hadir dengan rapih, tertata
seperti sebuah bait- bait skenario yang akan dimainkan para pemain drama..
Tapi
jelas ini bukan,, karena ini bukan kehidupan dalam sebuah drama.
Kadang semua
cerita dapat ditebak akhirnya seperti apa?
Sedangkan kehidupan ?
jelas sangat
tidak bisa untuk ditebak, Tuhan memegang kendali tertinggi dalam hal ini.
Menempatkan manusia dalam berbagai
situasi dengan seketika, bergulir, beralih, berubah semuanya sangat akan mudah
berganti.
Minggu, 15 Juni 2014
SAHABAT (1)
15 tahun persahabatan kita ~^0^~
Sahabatku ,, pagi ini
aku menyapamu lewat embun pagi.
Sahabatku ,, pagi ini
aku menyerumu lewat angin kesejukkan.
Sahabatku ,, pagi ini
aku melihatmu di lorong-lorong kerinduan.
Dan sahabatku pagi ini
aku merindukanmu..
Rindu akan segala gelak
tawa yang kita ukir,
Rindu akan nyanyian-
nyanyian sumbang yang kita lagukan saat kita sedih.
Rindu teriakan- teriakan
pemecah kesunyian saat kita terluka,
Semuanya tentang kita,
tentang perjuangan kita, tentang hidup kita dan tentang arah tujuan
kita yang
berbeda :D
Mengenang adalah hal
yang sangat mampu kita lakukan ketika kita mulai berjauhan..
Tawa ceria itu, air mata
kesedihan itu, nyanyian ke bahagian itu.
Ada waktu yang mungkin
sangat tega memisahkan kita,, memisahkan jarak kita.. bahkan saat semua saling
menutup diri hanya sibuk dengan masa depannya masing- masing..
Kita punya mimpi yang
berbeda, tepatnya seperti itu ..
Mimpi yang beda..
Kamis, 12 Juni 2014
Dream (1)

Sebuah kata yang selalu menjadi ciri keberadaanku..
Mimpi bukan berarti saat menutup mata dan terlelap kemudian segala bayangan datang..
Bukan juga mimpi ketika pikiran mengawang dan berkata "aku punya mimpi"
Bukan tentang itu...
Dream.. Dream.. Dream..
Bukan sebuah rujukan salah satu teori psikologi tentang "analisis mimpi".
Bukan juga tentang itu...
Dream.. Dream.. Dream..
Tepat sejak saat itu..
Sejak aku berdiri dan dengan polosnya..
Sebut saja bocah kecil yang hanya tau sebuah keceriaan..
Dream.. Dream.. Dream..
Mimpi bukan sebuah lamunan kosong..
Mimpi yang setiap detik selalu ingin aku raih..
Bukan mimpi tentang kemegahan,,
Bukan mimpi tentang kemewahan..
Hanya sebuah mimpi tentang "karya"
Dream.. Dream.. Dream..
Mimpi tentang semua perjalan
dan mimpi tentang semua cerita..
Dream.. Dream.. Dream..
Mimpi itu dekat dengan tindakan
dan mimpi itu jauh juga dengan tindakan
Selasa, 10 Juni 2014
Balon #1
Hallo balon- balon kebebasanku......
tetaplah bertahan untuk terbang dan tunggulah angin- angin itu meniupmu untuk beranjak..
Ketika dirimu telah mulai merasa lelah untuk terbang,
menyusutlah dan kembali pada tanah kedamaian..
Saat duri- duri itu mulai kejam menusuimu,
segera dan terus menyusut hingga duri- duri itu tidak akan melukaimu..
Balon- balon kebebasan.....
berhenti dan diamlah ditangan- tangan mungil yang suci...
Kelemahanmu adalah cara yang ampuh membuat jiwa mungil itu tertawa...
Tetaplah menjadi sosok bebas ditangan pemilik_Nya ...
tetaplah bertahan untuk terbang dan tunggulah angin- angin itu meniupmu untuk beranjak..
Ketika dirimu telah mulai merasa lelah untuk terbang,
menyusutlah dan kembali pada tanah kedamaian..
Saat duri- duri itu mulai kejam menusuimu,
segera dan terus menyusut hingga duri- duri itu tidak akan melukaimu..
Balon- balon kebebasan.....
berhenti dan diamlah ditangan- tangan mungil yang suci...
Kelemahanmu adalah cara yang ampuh membuat jiwa mungil itu tertawa...
Tetaplah menjadi sosok bebas ditangan pemilik_Nya ...
Langganan:
Postingan (Atom)