A.Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
B.Syarat- Syarat Kalimat Efektif
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
C.Ciri- ciri Kalimat Efektif
1. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan gagasan. Unsur- unsur dalam kalimat itu saling mendukung sehingga membentuk kesatuan ide yang padu. Kesatuan gagasan tidak berarti bahwa dalam kalimat itu hanya ada satu gagasan tunggal. Bisa saja dalam kalimat itu terdapat dua atau lebih gagasan, seperti yang terdapat dalam kalimat majemuk.
Kesatuan gagasan suatu kalimat efektif bisa terganggu karena :
a. Kedudukan subjek atau predikatnya tidak jelas karena salah menggunakan kata depan.
Tidak efektif : Berhubungan dengan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun.
Efektif : 1) Sehubungan dengan itu dikemukakannya juga bahwa minat baca kaum remaja makin menurun.
2) Sehubungan dengan itu, ia juga mengemukakan bahwa minat baca kaum remaja makin menurun.
b. Penempatan fungsi keterangan yang salah letak
Tidak Efektif : Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikan.
Efektif : 1) SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikan.
2) Tahun ini SPP mahasiswa-baru saja yang dinaikan.
c. Kalimatnya terlalu panjang atau gagasannya yang bertumpuk- tumpuk.
Tidak Efektif : Kita semua mengemban amanat penderitaan rakyat harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani maupun rohani.
Efektif : 1) Selaku pengemban amanat penderitaan rakyat, kita harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita.
2) Karena mengemban amanat penderitaan rakyat, kita harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita.
2. Kepaduan
Kepaduan kata adalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur- unsur pembentuk kalimat itu. Kepaduan suatu kalimat akan terganggu apabila:
a. Kata ganti salah
Tidak Efektif : Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Efektif : Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.
b. Kata depan yang tidak tepat
Tidak Efektif : Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya.
Efektif : Pengarang itu menceritakan pengalaman masa kecilnya.
c. Kata penghubung yang tidak jelas
Tidak Efektif : Yanto mengotori kaca itu; ia membersihkannya.
Efektif : Yanto mengotori kaca itu kemudian ia membersihkannya (kembali).
3. Kelogisan
Suatu kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengundang makna yang diterima akal sehat. Kalimat itu bermakna sesuai dengan kaidah- kaidah nalar secara umum. Rumput makan kuda merupakan contoh yang tidak logis. Menurut nalar dan realitas sehari- hari, tidak mungkin dan tidak ada rumput yang bisa makan kuda. Yang ada adalah kuda makan rumput. Ketidaklogisan kalimat itu memang mudah teridentifikasi.
Apabila kita cermati secara seksama, kasus- kasus ketidaklogisan kalimat, ternyata cukup banyak. Hanya saja karena penggunaannya yang terlalu sering, ketidaklogisannya itu menjadi tidak tampak.
Contoh :
a. Tidak Efektif : Ayahnya mengajar bahasa Indonesia di sekolah kami.
Efektif : 1) Ayahnya mengajarkan bahasa Indonesa di sekolah kami.
2) Ayahnya mengajari kami bahasa Indonesia.
b. Tidak Efektif : Di sekolah kami dipelajarkan berbagai kepandaian wanita.
Efektif : 1) Di sekolah kami diajarkan berbagai kepandaian wanita.
2) Di sekolah kami dipelajari berbagai kepandaian wanita.
c. Tidak Efektif : Bersama surat ini saya beritahukan bahwa pada hari ini saya tidak masuk sekolah karena sakit.
Efektif : Dengan surat ini saya beritahukan bahwa pada hari ini saya tidak masuk sekolah karena sakit.
4. Kehematan
Kalimat efektif menggunakan kata- kata secara efisien, tidak berlebih- lebihan. Setiap kata yang digunakan memiliki fungsi yang jelas.
Upaya untuk mengefektifkan sebuah kalimat, dapat dilakukan dengan cara- cara berikut :
a. Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan
Tidak Efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena mereka merasa dihargai pimpinannya.
Efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena merasa dihargai pimpinannya.
b. Menghindarkan penggunaan hipernim dan hiponimnya secara bersama- sama
Tidak Efektif : Bunga- bunga mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukainya.
Efektif : Mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukainya.
c. Menjauhkan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu
Tidak Efektif : Sejarah daripada perjuangan bangsa kita, ikut member dasar dan arah daripada politik kita yang bebas dan aktif.
Efektif : Sejarah perjuangan bangsa kita, ikut member dasar dan arah politik kita yang bebas dan aktif.
d. Menghindarkan pemakaian kata yang tidak perlu
Tidak efektif : Di dekat kantor tempat mendaftarkan tanah diketemukan sebuah peti tempat menyimpan uang dan sebuah kopor yang terbuat dari kulit.
Efektif : Di dekat kantor pendaftaran tanah ditemukan sebuah peti uang dan sebuah kopor kulit.
e. Menghindarkan bentuk klausa yang ber-bahwa bila bentuk frasenya sudah memadai.
Tidak Efektif : Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat disangsikan lagi.
Efektif : Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan lagi.
f. Menghilangkan pleonasme
Tidak Efektif : Suaminya sering pulang pukul 03.00 dini hari dalam keadaan mabuk.
Efektif : 1) Suaminya sering pulang pukul 03.00 dalam keadaan mabuk.
2) Suaminya sering pulang dini hari dalam keadaan mabuk.
Tidak Efektif : Ia mempunyai koleksi buku- buku langka.
Efektif : Ia mempunyai koleksi buku langka.
5. Penekanan
Pengektifan kalimat, dilakukan pula dengan unsure- unsure yang dipentingkan. Kata atau frase yang dianggap penting, ditonjolkan daripada kata atau frase yang lainya.
Penekanan unsure- unsure kalimat dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Mengubah posisi kalimat, unsure- unsure yang dianggap penting diletakan di depan kalimat
Contoh :
1. Harapan kali adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2. Pada kesempatan lain kami berharap kita membicarakan lagi soal ini.
3. Kita dapat membicarakan soal ini pada kesempatan lain.
b. Menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam dalam soal itu.
2. Kami pun akan turut serta dalam kegiatan tersebut.
3. Bisakah dia menyelesaikannya.
c. Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang- ulang bagian kalimat yang dianggap penting
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dengan yang lainya.
d. Menggunakan pertentangan, yakni dengan menggunakan kata yang bertentangan atau berlawan maksudnya pada bagian kata yang ingin sitekankan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
6. Penggunaan Ejaan
Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan ejaan secara tepat, baik itu dalam hal penggunaan tanda baca, penulisan huruf, maupun dalam penulisan kata.
Contoh :
Tidak Efektif : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung
cita- cita.
Efektif : Seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita- cita.
Tidak Efektif : Bu Guru Ani pandai menyanyi.
Efektif : 1) Bu, Guru Ani pandai menyanyi.
2) Bu Guru, Ani pandai menyanyi.
3) Bu Guru Ani, pandai menyanyi.