Rabu, 30 Januari 2013

"Terjebak Nostalgia" Voc Raisa


Telah lama ku tahu engkau
Punya rasa untukku
Kini saat dia tak kembali
Kau nyatakan cintamu

Namun aku takkan pernah bisa

Ku Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri

Ku terjebak di ruang nostalgia
Semua yang ku rasa kini

Tak berubah sejak dia pergi

Maafkanlah ku hanya ingin sendiri
Ku di sini

Namun aku takkan pernah bisa, ku

Ku Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri

Ku terjebak di ruang nostalgia
Semua yang ku rasa kini

Tak berubah sejak dia pergi

Maafkanlah ku hanya ingin sendiri
Ku di sini

Minggu, 27 Januari 2013

Rasa itu Bukan Rasa

Seandainya permainan paling indah adalah sebuah andai.

Harapan- harapan kosong itu hanya akan menjadi sebuah andai yang tanpa arti.

Andai termegah dari kerajaan sisi kosong sebuah rasa.

Tepat dan hanya akan berada dalam kerajaan yang kokoh.

Kerajaan tanpa penghungi dan tanpa dayang- dayang.

Tapi kerajaan ini adalah sebuah kerajaan termegah yang tidak akan runtuh.

Sekalipun badai itu datang dan kerajaan itu akan tetap berdiri dengan kokohnya.

Tanpa atap memang.. tapi kerajaan itu bertiang besar dan tentunya lebih kokoh dari hanya kerajaannya.

Bukan sebuah bangunan kerajaan yang membuatnya megah.

Tapi hawa jiwa yang membuatnya sangat jauh lebih megah.

Keindahan yang ada dalam kerajaan itu adalah sebuah rasa,

Rasa seorang makhluk yang tanpa ‘arti rasa’.

My Immortal Voc Evanescence



I’m so tired of being here
Suppressed by all my childish fears
And if you have to leave
I wish that you would just leave
Because your presence still lingers here
And it won’t leave me alone
Chorus:
These wounds won’t seem to heal
This pain is just too real
There’s just too much that time cannot erase
When you cried I’d wipe away all of your tears
When you’d scream I’d fight away all of your fears
And I’ve held your hand through all of these years
But you still have, all of me
You used to captivate me
By your resonating light
But now I’m bound by the life you left behind
Your face, it haunts my once pleasant dreams
Your voice it chased away all of the sanity in me
Chorus:
These wounds won’t seem to heal
This pain is just too real
There’s just too much that time cannot erase
When you cried I’d wipe away all of your tears
When you’d scream I’d fight away all of your fears
And I’ve held your hand through all of these years
But you still have, all of me
I’d love to walk away
And pull myself out of the rain
But I cant leave without you
I’d love to live without
The constant fear and endless doubt
But I can’t live without you
When you cried I’d wipe away all of your tears
When youd scream I’d fight away all of your fears
And I’ve held your hand through all of these years
But you still have all, of me

K.I.T.A



Saat itu aku mencari sebuah kata yaitu ‘kamu'
Kemudian seketika aku kembali berlari dan mencari kata ‘kamu’
Di sepanjang pelarianku aku menemukan banyak kata ‘kamu’
Bahkan tanpa aku cari.. tanpa aku sibuk mencari, kata ‘kamu’ berdatangan dengan perlahan.
Semua arah perjalananku menunjukan bahwa ada kata ‘kamu’
Setiap tikungan arah jalan membiarkan aku bertemu dengan kata ‘kamu’
Bahkan sorot pandanganku pun tidak engah untuk menemukan kata ‘kamu’
Semuanya memberikan aku tanda bahwa kata ‘kamu’ sangat mudah aku temukan, sekalipun dengan sebuah pandangan singkat.
Tapi hebatnya sebuah kata ‘aku’ tidak melihat banyak kata ‘kamu’ itu sebagai sebuah kata ‘kamu’.
Seakan semua pandangannya tertutup, telinganya seketika tak mampu mendengar bahkan hatinya pun tak mampu menangkap semua tanda itu sebagai sebuah kata ‘kamu’
Terlihat seperti egois sebuah kata ‘aku’, jelas terlihat sangat egois tak mampu melihat sedikitpun kata ‘kamu’ yang mendatanginya dengan percuma tanpa harus dia cari.
Dan saat itulah sebuah kata ‘aku’ berlirih setengah pilu, kata ‘kamu’ hanya ada di sini, di dalam relung jiwa yang tak pernah bisa terhapus oleh beribu kata- kata ‘kamu’..
Kata ‘kamu’ yang aku maksud sudah ada di sini jauh dari waktu itu dan selalu tetap ada di sini.
Tanpa harus kata ‘kamu’ tahu atau memaksa kata ‘kamu’ untuk tahu..
Semua sudah lengkap, di mana kata ‘kamu’ itu bukan kata- kata ‘kamu’ yang aku temukan.
Tapi kata ‘kamu’ yang menemukan sebuah kata ‘aku’.. dan tepatnya kata ‘kamu’ menemukan sebuah kata ‘aku’ di sini ditempat terindah yang akan menjadi sebuah kata ‘kita’.



Sabtu, 26 Januari 2013

Filsafat Ilmu



Nama               : Ainul Fu’adah Hasanah
NIM                : 121160004
Kelas               : 1A
Mata Kuliah    : Filsafat Ilmu  
Tugas               : UAS Semester 1
Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

1.      Aliran Dualisme adalah Aliran yang berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini.
Dari penjelasan di atas sangat bisa dimengerti dimana sumber ilmu itu tidak hanya berasal dari satu sumber saja. Karena semua yang ada di dunia ini baik yang bersifat kecil ataupun besar mempunyai peranan masing- masing dalam perkembangan ilmu itu sendiri. Kalau orang- orang pendahulu kita ada yang berpendapat bahwa ilmu berkembang hanya dari satu sumber saja mungkin karena pengetahuan dan hasil penelitian mereka yang terbatas.
Banyak factor yang menjadi penyebab terbentuknya dualisme diantaranya karena semakin hari semakin bermunculan filsuf- filsuf yang pastinya sangat tertarik terhadap hal tersebut. Dan pemikiran merekapun pasti tidak sama, dengan pemikiran, sudut pandang dan cara meneliti terhadap sesuatu yang berbeda pasti ada perbedaan juga pada hasil yang diperoleh.
Misalkan, saya mau mengambil contoh manusia, dimana dari diri manusia yang berjasad satu tetapi dengan beribu macam alat kerja yang ada di dalamnya.. Untuk lebih spesifiknya lagi dulisme dari manusia itu adalah tubuh dan pikiran. Keduanya itu sama- sama mempunyai fungsi masing- masing, tubuh dengan fungsi yang lebih menonjol pada gerakan yang di hasilkan, sedangkan pikiran adalah sebuah hasih kerja otak.
Sama halnya dengan pengembangan ilmu menurut pandangan aliran dualisme, ilmu itu terdiri dari dua hakikat atau sumber pembentuk. Ilmu itu berkembang dari hasil pemikiran para ahli filsuf sebelum membagi- baginya lagi menjadi cabang ilmu. Jika ilmu hanya berasal dari satu sumber saja, kekuatan ilmu itu sendiri tidak terlalu kokoh karena factor pendukung yang kurang bisa jadi sandaran jika suatu saat banyak pemikiran- pemikiran yang bermunculan yang bisa menggeser hasil temuan mengenai ilmu tersebut.

2.      LOGICO HIPOTHETICO VERIFICATIF maksudnya adalah “Buktikan Bahwa itu logis, Tarik Hipotesis, Ajukan Bukti Empiris
Metode baku ilmiah ini adalah sebagai acuan kita dalam menghasilkan atau menyusun segala tulisan yang ada sangkut pautnya dengan ilmiah. Tulisan tidak bisa dikatakan sebagai karya tulis ilmiah jika tidak menuruti runtutan atau cara yang harus dilakukan suapaya tulisan kita benar- benar bisa di pertanggung jawabkan secara ilmiah.
Saya akan mengambil contoh karya tulis ilmiah hasil observasi terhadap Candi Borrobur. Dimana setelah kita melakukan pengamatan langsung kepada objek yang ingin kita teliti ada bayangan- bayangan yang muncul untuk jadi bahan tulisan kita, bisa menyoroti struktur bangunannya, sejarah berdirinya, atau nilai religi dan budayanya. Setelah melakukan pengamatan tersebut mulai kita menyusun sesuai dengan judul atau yang ingin kita rincikan lebih dalam, tetapi tidak cukup hanya dengan hasil pengamatan langsung kita langsung menyusun tulisan mengenai Candi Borrobudur tersebut tetapi kita juga harus di dampingi dengan refernsi- referensi yang bisa memperkuat tulisan kita. Setelah itu baru kita menyusun, dimulai dengan menyusun kata pengantarnya terlebih dahulu, kemudian menentukan apa yang akan dijadikan pembahasan dalam karya tulis ilmiah dengan menerangkan terlebih dahulu dalam latar belakang masalah, kemudian di pertanyaan- pertanyaan dalam rumusan masalah dan di jawab di tujuan penelitain. Setelah itu baru kita memasukan materi- materi dari hasil pengamatan kita dan materi- materi dari buku referensi pada BAB pembahasan. Setelah semuanya selesai baru kita bisa menceritakan sedikit apa yang ada dalam karya tulis ilmiah kita dalam abstrak. Untuk lebih memperkuat karya tulis kita jangan sampai kita lupa untuk menuliskan bahan referensi kita di daftar pustaka karena disanalah kekuatan yang menjadi pengokoh karya tulis ilmiah kita.

3.      Kalau menurut saya kebanyakan ayat- ayat Qur’an itu mengandung arti yang metafisis dimana kita dituntut untuk mengkaji lebih dalam lagi untuk memahami apa yang di maksudkan oleh ayat tersebut, supaya kita tidak salah untuk mengartikannya. Dan dari sifat metafisis tersebut muncul pemahaman- pemahaman yang sangat berbeda- beda dan hal tersebut juga yang bisa dijadikan acuan mereka yang mempunyai kajian khusus dan hal tersebut itu yang menjadikan agama Islam sendiri mempunyai umat yang berbeda keyakinan atau macam- macam keyakinan seperti NU, Persis, muhammadiah dan yang lainnya. Termasuk ajaran- ajaran yang menyimpang sekalipun.
Melihat dari sifat metafisis dari beberapa ayat al-qur’an tersebut tentu al-qur’an bisa di jadikan kajian filsafat karena membutuhkan pemikiran yang sangat ekstra sampai kita paham dan tahu pada dasar permasalahan yang diungkapkan pada ayat- ayat qur’an tersebut. Dan kalau disebutkan seorang filsuf itu sama dengan seorang Mubasir diamana mereka mengkaji satu persatu masalah yang bersifat metafisis tersebut sehingga bisa dipahami oleh orang awam seperti kita. Mengkaji dan meneliti sampai ke akar dasar permasalahan.
Dan disini saya mendapatkan ayat al-qur’an yang menurut saya ini bisa dijadikan kajian filsafat, yaitu QS. An-Nisa: 119 artinya “ Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan- angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga- telinga binatang ternak, (lalu mereka benar- benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar- benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sesungguh, dia menderita”.
Disini sangat jelas terlihat apabila kita membacanya hanya selintas saja pasti tidak akan bisa memahami apa yang di maksudkan dalam ayat tersebut, apa hubungannya manusia dengan telinga- telinga binatang ?
Dan hal tersebut juga yang bisa di jadikan kajian filsafat ilmu. Memang sedikit kita bisa memahami maksud dari ayat tersebut, diamana setan yang kerjaannya menggoda manusia hanya menginginkan manusia mengikuti apa yang mereka serukan dan mengabaikan seruan dari Allah, tapi kalau dikaji lebih dalam mengenai telinga- telinga binatang saya menemukan ketidak sesuaian dengan apa yang hendak di kaji dalam ayat tersebut, tapi itu hanyalah pandangan sepintas saya saja. Pasti kalau di hadapi oleh seorang filsuf atau Mubasir akan menjawab dengan berbeda karena merka lebih paham apa yang di maksudkan dalam ayat tersebut.