Saat itu aku mencari sebuah kata yaitu ‘kamu'
Kemudian seketika aku kembali berlari dan mencari kata ‘kamu’
Di sepanjang pelarianku aku menemukan banyak kata ‘kamu’
Bahkan tanpa aku cari.. tanpa aku sibuk mencari, kata ‘kamu’
berdatangan dengan perlahan.
Semua arah perjalananku menunjukan bahwa ada kata ‘kamu’
Setiap tikungan arah jalan membiarkan aku bertemu dengan
kata ‘kamu’
Bahkan sorot pandanganku pun tidak engah untuk menemukan
kata ‘kamu’
Semuanya memberikan aku tanda bahwa kata ‘kamu’ sangat mudah
aku temukan, sekalipun dengan sebuah pandangan singkat.
Tapi hebatnya sebuah kata ‘aku’ tidak melihat banyak kata ‘kamu’
itu sebagai sebuah kata ‘kamu’.
Seakan semua pandangannya tertutup, telinganya seketika tak
mampu mendengar bahkan hatinya pun tak mampu menangkap semua tanda itu sebagai
sebuah kata ‘kamu’
Terlihat seperti egois sebuah kata ‘aku’, jelas terlihat
sangat egois tak mampu melihat sedikitpun kata ‘kamu’ yang mendatanginya dengan
percuma tanpa harus dia cari.
Dan saat itulah sebuah kata ‘aku’ berlirih setengah pilu,
kata ‘kamu’ hanya ada di sini, di dalam relung jiwa yang tak pernah bisa
terhapus oleh beribu kata- kata ‘kamu’..
Kata ‘kamu’ yang aku maksud sudah ada di sini jauh dari
waktu itu dan selalu tetap ada di sini.
Tanpa harus kata ‘kamu’ tahu atau memaksa kata ‘kamu’ untuk
tahu..
Semua sudah lengkap, di mana kata ‘kamu’ itu bukan kata-
kata ‘kamu’ yang aku temukan.
Tapi kata ‘kamu’ yang menemukan sebuah kata ‘aku’.. dan
tepatnya kata ‘kamu’ menemukan sebuah kata ‘aku’ di sini ditempat terindah yang
akan menjadi sebuah kata ‘kita’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar