Jumat, 25 Januari 2013

Riuh di Masalalu "2010"



 Semilir desah angin malam menyapa lembut, keheningan semakin memeluk jiwa yang bernyanyi kidung cinta.
Nafas- nafas perusuhpun sepertinya enggan berdesus menyambut panggilanku.
Dibawah kelamnya langit malam, tinta ini menari melenggok mencurah rasa jiwa tak mampu terucap sang mulut.
Semakin bergerak elastis mengikuti irama jiwa.
Nada- nada indah mulai diperdengarkan hewan malam yang menciut memecah keheningan.
Sang bulan enggan bersinar dan rangkaian bintang- bintang enggan berkedip.
Kesunyian malam ini meredam gejolak jiwa yang semakin memakan pengharapan.
Seorang jiwa yang aku sayang, sepertinya tak akan mendengar jerit hati ini.
Bahwa aku memanggilnya, membiarkan dia masuk ke dalam mimpi- mimpi malam sepiku.
Mulut ini selalu terbata untuk mengungkap rasa, semua rasa yang ada dalam jiwa ini.
“jujur aku menyayangimu” itu yang selalu ingin aku ucap ketika aku di hadapanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar