Nama :
Ainul Fu’adah Hasanah
NIM :
1211600004
Kelas : 4A
Mata Kuliah : Psikologi
Abnormal
Perbedaan Gangguan Somatoform dengan Gangguan
Psikofisiologis
1.
Gangguan
Somatoform
Yaitu
gangguan yang merupakan masalah- masalah psikologis yang muncul dalam bentuk
ganguan fisik. Dimana orang yang mengalami somatoform mengeluhkan rasa sakit
dan gangguan- gangguan mereka dengan cara yang berlebihan (dramatis) seakan
mereka mengalami kerusakan fisik yang serius padahal hal tersebut tidak ditemukan
kerusakan apapun pada fisiknya. Seberapa parah rasa nyeri yang di alami pasien
itu tergantung pada seberapa
tinggi
setress atau cemas.
Gangguan somatoform tidak menimbulkan kerusakan
organic tubuh.
Contoh
kasus somatoform
Iwan
pegawai swasta berusia 34 tahun ini sudah hampir satu tahun merasakan keluhan
penyakit yang sering berpindah-pindah. Dia mengeluh merasa pegal-pegal,
badannya terasa tidak enak, perut terasa penuh dan mual serta sering merasa
seperti keluar keringat dingin.
Iwan juga sering merasa dadanya sesak bila bernapas. Dia bercerita bahwa ia pernah berobat di bagian penyakit dalam dan telah dilakukan beberapa tes, namun dinyatakan hasilnya semua dalam batas normal.
Iwan juga sering merasa dadanya sesak bila bernapas. Dia bercerita bahwa ia pernah berobat di bagian penyakit dalam dan telah dilakukan beberapa tes, namun dinyatakan hasilnya semua dalam batas normal.
Pria
itu tentunya tidak percaya hal tersebut, karena sebenarnya dia merasa ada yang
salah memang dengan dirinya. Oleh sejawat dokter ahli penyakit dalam, Iwan
disarankan untuk datang ke bagian psikiatri/jiwa karena mungkin ada problem psikis
yang melatari keluhannya.
Dia
pun sempat kesal karena saran itu, dia berkata “Memangnya saya gila Dok?!”. Hal
itu dikarenakan dia merasa kehidupannya baik-baik saja. Bilapun ada masalah,
Iwan memang cenderung lebih menyimpannya sendiri dan tidak pernah membicarakan
dengan orang lain bahkan dengan istrinya sekalipun.
2.
Gangguan Psikofisiologis
Yaitu gangguan seperti asma, hipertensi, sakit kepala,
dll ditandai oleh simtom- simtom fisik yang nyata yang disebabkan atau dapat
diperburuk oleh factor- factor psikologis.
Pada gangguan psikofisiologis dapat menimbulkan
kerusakan organic tubuh. Gangguan psikofisiologis bukan merupakan gangguan
mental. Jadi, pada gangguan psikofisiologis factor psiklogis dapat berpengaruh
besar terhadap tubuh (kondisi medis). Oleh karena itu, misalkan seseorang bisa
saja meninggal dunia karena mempunyai tekanan darah tinggi atau asma yang dipicu
secara psikologis sama seperti jika penyakit tersebut dipicu oleh infeksi atau
cedera fisik.
Contoh kasus gangguan Psikofisiologis
Mahasiswa
perempuan, 23 tahun ketika mau menghadapi ujian mengalami : nyeri perut, mual,
pusing, dan ingin buang air besar dan kecil. Dalam saat tertentu, merasa
berdebar-debar dan sering mengambil nafas dalam serta keluar keringat dingin.
Ketika mahasiswa tersebut akan mengalami ujian, maka otaknya akan
menghantarkan rangsangan elektris pada nucleus amygdale, yang merupakan bagian
dari system Limbic, yang kemudian menimbulkan rasa cemas, takut, dan gelisah.
Sehingga keadaan emosinya dalam keadaan tidak stabil, seperti ilustrasi kasus
di atas.
Dalam hal
ini, sistem Limbic mempunyai hubungan anatomis dan fisiologis dengan
hyphotalamus dalam menjalankan fungsinya sebagai pengendali emosi dan
perilaku. Ditambah lagi, mahasiswa tersebut sering mngalami pusing, mual,
dan nafsu makan menurun ( makan tidak teratur ) sebab baru saja diputuskan oleh
pacarnya. Pada kasus seperti ini, mahasiswa tersebut mengalami kerusakan pada
daerah Limbic ( adanya gangguan sistem otonomik ) sehingga akan berakibat
gangguan pada pencernaan dan tekanan darahnya. Lalu, sekarang menstruasi mahasiswa
tersebut tidak teratur dan sering mengalami keputihan. Hal ini disebabkan
karena mahasiswa tersebut menerima tekanan yang begitu besar ( depresi )
sehingga sistem kerja hyphotalamus juga mengalami gangguan. Akibatnya kerja
hormon estrogen dan progesteron mahasiswa itu tidak stabil ( naik turun ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar